Keselamatan
Industri
1.1 Sengatan Kejutan
Listrik
Terkena
sengatan listrik terjadi karena badan seseorang menjadi bagian dari rangkaian
listrik. Tiga factor listrik yang terlibat dalam kecelakaan listrik adalah
1.
Tahanan Listrik
2.
Tegangan
3.
Arus
Besarnya arus yang melewati
tubuh dan lamanya waktu yang dilewati merupakan dua criteria intensitas kejutan
listrik. Lintasan arus melewati tubuh adalah factor lain yang mempengaruhi efek
dan sengatan listrik. Misalnya, arus dari tangan ke kaki, lewat jantung dan
bagian pusat system saraf, adalah lebih bahaya dibandingkan dengan sengatan
listrik antara lengan yang sama.
1.2 Keselamatan di
tempat kerja
Keselamatan adalah factor yang semakin penting pada
lingkungan kerja. Induksi Listrik, pada khususnya menempatkan keselamatan
sebagai prioritas yang tidak dapat ditawar sebab merupakan sifat dasar yang
membahayakan untuk kelangsungan bisnis. Seperti contoh;
Selain itu ada beberapa
peringatan tentang keselamatan kerja berdasarkan warna-warna yang telah diakui
oleh OSHA yaitu,
1. Merah digunakan untuk menandai bahaya kebakaran, dan
tombol darurat
2. Orange digunakan untuk menandai bahaya dari mesin.
3. Kuning digunakan untuk menandai bahaya fisik
4. Ungu digunakan untuk menandai bahaya radiasi
5. Hijau digunakan untuk menandai pengamanan.
1.3 Pentanahan
Listrik adalah aliran electron.
Aliran arus listrik adalah sesuatu seperti air dari gunung ke lautan. Air
selalu mencoba untuk mencari jalan ke lautan. Listrik selalu mencoba mencari
jalan ke tanah. Pentanahan berkaitan dengan hubungan dari bagian-bagian
instalasi pengawatan ke bumi. Pada umumnya pentanahan bertujuan untuk melawan
dua bahaya yaitu; kebakaran dan sengatan listrik.
1.4 Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan Akibat Sengatan Listrik
Tata cara pertolongan pertama sebelum menderita ditangani;
1. Segera bertindak dengan mematikan aliran listrik. Cabut steker,atau matikan sekring/MCB pusat. Kemudian minta seseorang untuk mencari bantuan,memanggil ambulans,atau pertolongan lain.
1. Segera bertindak dengan mematikan aliran listrik. Cabut steker,atau matikan sekring/MCB pusat. Kemudian minta seseorang untuk mencari bantuan,memanggil ambulans,atau pertolongan lain.
2.
Jauhkan penderita dari sumber listrik. Untuk dapat memegang penderita tanpa
kesetrum anda memerlukan benda yang tidak bisa mengantarkan listrik. Gunakan
misalnya, sarung tangan karet yang kering (air juga dapat mengantarkan
listrik), atau tongkat sapu. Setelah itu, segera pindahkan korban ke tempat
aman serta bersirkulasi udara lancar. Baringkan korban lalu evaluasi kesadaran
penderita apakah sadar atau tidak, serta periksa denyut nadi dan pernapasannya.
3. Periksa denyut nadi di lehernya. Jika tidak ada tanda-tanda setelah 5 detik, tekan dadanya sebanyak 5 kali dengan kedua telapak tangan Anda –telapak tangan kiri berada di atas dada dan yang lain di atas punggung tangan kiri. Pastikan posisi tangan Anda berada satu garis dengan putingnya.
3. Periksa denyut nadi di lehernya. Jika tidak ada tanda-tanda setelah 5 detik, tekan dadanya sebanyak 5 kali dengan kedua telapak tangan Anda –telapak tangan kiri berada di atas dada dan yang lain di atas punggung tangan kiri. Pastikan posisi tangan Anda berada satu garis dengan putingnya.
4.
Untuk pernapasan buatan, mungkin karena pertimbangan tertentu, bisa tidak
dilakukan lewat mulut. Pembuatan nafas buatan boleh disalurkan lewat hidung
korban. Kalau setelah dilakukan pernapasan buatan, ternyata paru-paru juga
tidak mengembang, periksa mulut, hidung, dan kerongkongan. Mungkin ada sesuatu
yang menghambat aliran udara untuk masuk. Bila penderita masih bernapas dengan
normal baringkan dengan posisi sisi mantap. Yaitu miringkan penderita ke sisi
kanan, tangan kiri penderita letakkan di pipi kanan. Hal ini dilakukan supaya
penderita bisa bernapas spontan (tidak tertutup oleh lidah ).
5. Letakkan kain atau pakaian yang kering dan tidak berbulu pada permukaan
luka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar