Kamis, 24 April 2014

BAB 1. KESELAMATAN INDUSTRI

Keselamatan Industri
1.1 Sengatan Kejutan Listrik
Terkena sengatan listrik terjadi karena badan seseorang menjadi bagian dari rangkaian listrik. Tiga factor listrik yang terlibat dalam kecelakaan listrik adalah
1. Tahanan Listrik
2. Tegangan
3. Arus
Besarnya arus yang melewati tubuh dan lamanya waktu yang dilewati merupakan dua criteria intensitas kejutan listrik. Lintasan arus melewati tubuh adalah factor lain yang mempengaruhi efek dan sengatan listrik. Misalnya, arus dari tangan ke kaki, lewat jantung dan bagian pusat system saraf, adalah lebih bahaya dibandingkan dengan sengatan listrik antara lengan yang sama.



1.2 Keselamatan di tempat kerja
            Keselamatan adalah factor yang semakin penting pada lingkungan kerja. Induksi Listrik, pada khususnya menempatkan keselamatan sebagai prioritas yang tidak dapat ditawar sebab merupakan sifat dasar yang membahayakan untuk kelangsungan bisnis. Seperti contoh;

Selain itu ada beberapa peringatan tentang keselamatan kerja berdasarkan warna-warna yang telah diakui oleh OSHA yaitu,
            1. Merah digunakan untuk menandai bahaya kebakaran, dan tombol darurat
            2. Orange digunakan untuk menandai bahaya dari mesin.
            3. Kuning digunakan untuk menandai bahaya fisik
            4. Ungu digunakan untuk menandai bahaya radiasi
            5. Hijau digunakan untuk menandai pengamanan.

1.3 Pentanahan
          
Listrik adalah aliran electron. Aliran arus listrik adalah sesuatu seperti air dari gunung ke lautan. Air selalu mencoba untuk mencari jalan ke lautan. Listrik selalu mencoba mencari jalan ke tanah. Pentanahan berkaitan dengan hubungan dari bagian-bagian instalasi pengawatan ke bumi. Pada umumnya pentanahan bertujuan untuk melawan dua bahaya yaitu; kebakaran dan sengatan listrik.





1.4 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Akibat Sengatan Listrik

Tata cara pertolongan pertama sebelum menderita ditangani;
1. Segera bertindak dengan mematikan aliran listrik. Cabut steker,atau matikan sekring/MCB pusat. Kemudian minta seseorang untuk mencari bantuan,memanggil ambulans,atau pertolongan lain.

2. Jauhkan penderita dari sumber listrik. Untuk dapat memegang penderita tanpa kesetrum anda memerlukan benda yang tidak bisa mengantarkan listrik. Gunakan misalnya, sarung tangan karet yang kering (air juga dapat mengantarkan listrik), atau tongkat sapu. Setelah itu, segera pindahkan korban ke tempat aman serta bersirkulasi udara lancar. Baringkan korban lalu evaluasi kesadaran penderita apakah sadar atau tidak, serta periksa denyut nadi dan pernapasannya.
3. Periksa denyut nadi di lehernya. Jika tidak ada tanda-tanda setelah 5 detik, tekan dadanya sebanyak 5 kali dengan kedua telapak tangan Anda –telapak tangan kiri berada di atas dada dan yang lain di atas punggung tangan kiri. Pastikan posisi tangan Anda berada satu garis dengan putingnya.

4. Untuk pernapasan buatan, mungkin karena pertimbangan tertentu, bisa tidak dilakukan lewat mulut. Pembuatan nafas buatan boleh disalurkan lewat hidung korban. Kalau setelah dilakukan pernapasan buatan, ternyata paru-paru juga tidak mengembang, periksa mulut, hidung, dan kerongkongan. Mungkin ada sesuatu yang menghambat aliran udara untuk masuk. Bila penderita masih bernapas dengan normal baringkan dengan posisi sisi mantap. Yaitu miringkan penderita ke sisi kanan, tangan kiri penderita letakkan di pipi kanan. Hal ini dilakukan supaya penderita bisa bernapas spontan (tidak tertutup oleh lidah ).

5. Letakkan kain atau pakaian yang kering dan tidak berbulu pada permukaan luka.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar