Sensor dan Tranduser
Sensor merupakan peralatan yang digunakan untuk mengubah besaran
fisis tertentu menjadi besaran listrik equivalent yang siap untuk dikondisikan
ke elemen berikutnya. Sensor dapat kita analogikan sebagai sepasang mata
manusia yang bertugas membaca atau mendeteksi data/informasi yang ada di
sekitar.
Macam-macam sensor
1. Sensor Cahaya
2. Light dependent Resistant (LDR)
3. Photodioda
4. Phototransistor
5. Sensor Thermal
6. Thermocoupel, IC LM-35, Thermistor, Resistant
Temperatur Detector (RTD)
7. Sensor Mekanik
8. Potensiometer, piezoelectric
9. Sensor Suara
10. Microphone
Light Dependent Resistant ( LDR )
Resistor yang LDR tersusun atas bahan
semikonduktor dan memiliki karakteristik nilai tahanan tergantung dengan
intensitas cahaya yang diterimanya. Semakin tinggi intensitas cahaya yang
mengenai LDR, resitansinya semakin mengecil, begitu pula sebaliknya.
Photodioda
Ø Komponen ini akan mengubah energi cahaya,
dalam hal ini energi cahaya infra red menjadi sinyal listrik .
Ø Merupakan sambungan dioda
PN yang memiliki kepekaan terhadap radiasi gelombang Elektromagnetik (EM)
ketika jatuh pada sambungan.
Ø Dikarenakan sambungan PN
sangatlah kecil, dibutuhkan lensa untuk memfokuskan radiasi yang datang agar
mendapatkan respon yang baik.
Ø
Keunggulan device ini
adalah nilai waktu responnya sangatlah cepat. Kebanyakan memiliki waktu respon
mendekati 1 Mikrodetik, bahkan ada yang mendekati 1 nano detik.
Ø Semakin tinggi intensitas cahaya, maka arus bocor
pada sambungan PN semakin besar sehingga arus yang lewat sambungan semakin
kecil
Transduser
Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke
bentuk energi yang lain.
Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke
bentuk energi yang lain.
Dari sisi pola aktivasinya, transduser
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Transduser pasif, yaitu
transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar. Contohnya
adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu
tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan
thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor
juga berubah.
2. Transduser aktif, yaitu
transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan
energi yang akan diubah itu sendiri. Contohnya adalah termokopel. Ketika
menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa
membutuhkan energi dari luar.
Pemilihan suatu transduser sangat
tergantung kepada kebutuhan pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk
itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
Ø Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.
Ø Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran
yang linier.
Ø Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak
begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan.
Ø Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan
dengan bentuk dan besar yang sama.
Ø Repeatability, yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran
yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi
lingkungan yang sama.
Ø Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser
sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata sering kali menjadi kendala
serius, sehingga perlu juga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar