Jumat, 09 Mei 2014

BAB 4 Alat Pengendali Industri

Sensor dan Tranduser

Sensor merupakan peralatan yang digunakan untuk mengubah besaran fisis tertentu menjadi besaran listrik equivalent yang siap untuk dikondisikan ke elemen berikutnya. Sensor dapat kita analogikan sebagai sepasang mata manusia yang bertugas membaca atau mendeteksi data/informasi yang ada di sekitar.

Macam-macam sensor
1.      Sensor Cahaya
2.      Light dependent Resistant (LDR)
3.      Photodioda
4.      Phototransistor
5.      Sensor Thermal
6.      Thermocoupel, IC LM-35, Thermistor, Resistant Temperatur Detector (RTD)
7.      Sensor Mekanik
8.      Potensiometer, piezoelectric
9.      Sensor Suara
10.  Microphone


Light Dependent Resistant ( LDR )

Resistor yang LDR tersusun atas bahan semikonduktor dan memiliki karakteristik nilai tahanan tergantung dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Semakin tinggi intensitas cahaya yang mengenai LDR, resitansinya semakin mengecil, begitu pula sebaliknya.






Photodioda

  Ø  Komponen ini akan mengubah energi cahaya, dalam hal ini energi cahaya infra red menjadi sinyal listrik .

  Ø    Merupakan sambungan dioda PN yang memiliki kepekaan terhadap radiasi gelombang Elektromagnetik (EM) ketika jatuh pada sambungan.

  Ø Dikarenakan sambungan PN sangatlah kecil, dibutuhkan lensa untuk memfokuskan radiasi yang datang agar mendapatkan respon yang baik.

  Ø  Keunggulan device ini adalah nilai waktu responnya sangatlah cepat. Kebanyakan memiliki waktu respon mendekati 1 Mikrodetik, bahkan ada yang mendekati 1 nano detik.


  Ø  Semakin tinggi intensitas cahaya, maka arus bocor pada sambungan PN semakin besar sehingga arus yang lewat sambungan semakin kecil






     Transduser

Transduser berasal dari kata “traducere” dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke
bentuk energi yang lain.

       Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

        1.     Transduser pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari luar. Contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik. Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik dari thermistor juga berubah.

       2.      Transduser aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Contohnya adalah termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung menghasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.


     Pemilihan suatu transduser sangat tergantung kepada kebutuhan pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
  Ø Kekuatan, maksudnya ketahanan atau proteksi pada beban lebih.

  Ø      Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan karakteristik masukan-keluaran yang linier.

  Ø  Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan.

  Ø  Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang    sama.

  Ø  Repeatability, yaitu kemampuan untuk menghasilkan kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama, dalam kondisi lingkungan yang sama.

  Ø Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan karakteristik transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata sering kali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar