Kamis, 22 Mei 2014

BAB 9 Rangkaian Pengendali Motor

Rangkaian Pengendali motor DC

ini memanfaatkan perubahan frekuensi sebagai penentu kecepatan. Kecepatan rendah akan diperoleh apabila pulsa memiliki nilai frekuensi yang rendah pula, sedangkan kecepatan tinggi juga akan diperoleh apabila pulsa yang dihasilkan berfrekuensi tinggi. Sebagaai pembangkit pulsa digunakan rangkaian astable multivibrator IC 555. 


Pada gambar skema rangkaian di atas, motor dc yang dikendalikan adalah 12 volt, namun anda juga bisa menggunakan motor dc dengan tegangan yang berbeda dengan menyesuaikan tegangan supply pada rangkaian tersebut. Sedangkan untuk tegangan supply rangkaian pembangkit frekuensi (multivibrator IC 555) tetap anda gunakan 12 volt.

Frekuensi yang dihasilkan rangkaian ini tergantung dari nilai R1, R2, C1 dan potensiometer. Semakin besar nilai dari keempat komponen tersebut maka frekuensi yang dihasilkan akan semakin kecil dan begitu juga sebaliknya. Dengan nilai komponen seperti yang tertera pada rangkaian pengendali di atas maka frekuensi yang dihasilkan berkisar antara puluhan kisaran hertz sampai dengan puluhan Kilo Hertz. Jika kecepatannya belum sesuai dengan kebutuhan, anda dapat mengubah nilai dari keempat komponen penentu frekuensi seperti yang tertera di atas.


Rangkaian motor 3 phasa

Suatu mesin industri ataupun mesin perkakas adakalanya harus dipasang motor induksi 3 fasa lebih dari satu sebagai motor penggeraknya. Sebagai contoh mesin industri pada pabrik pupuk, mulai dari mesin pemecah batu (crussher), mesin pembawa pecahan batu (conveyor), mesin penghalus batu (milling) hingga mesin pengantongan (packing) harus terdapat interkoneksi, tidak mungkin mesin crussher, coveyor dan milling dijalankan kalau mesin packing belum siap. Jadi mesin-mesin tersebut dijalankan satu per satu secara berurutan mulai dari mesin yang terakhir hingga mesin yang pertama, begitu juga untuk mematikannya harus satu per satu secara berurutan mulai dari mesin yang pertama hingga mesin yang terakhir.


Untuk mesin perkakas sebagai contoh misalnya mesin bubut, untuk mengerjakan logam-logam keras selain dipasang motor penggerak utama sebagai penggerak benda kerja, juga harus dipasang motor pompa air pendingin sebagai pendingin benda kerja yang sedang dibubut. Pada saat start pertama kali dijalankan adalah motor pompa air pendingin kemudian disusul motor penggerak benda kerja, Jadi motor penggerak benda kerja tidak mungkin dapat dijalankan jika motor pompa air pendingin belum bekerja. Begitu juga untuk memberhentikannya karena pekerjaan membubut telah selesai, yang perlu dimatikan terlebih dahulu adalah motor penggerak benda kerja kemudian disusul motor pompa air pendingin

contohnya: pada rangkaian run jogging 3 fasa dibawah ini




Prosedur mengoperasikan:

1.   MCB di set pada posisi „ON“ dengan cara menaikkan lidah MCB ke atas
2.   Tekan tombol „RUN“ maka Motor 3 Fasa akan berputar Runing (maju), lampu indikator warna merah         menyala
3.   Bila tombol tekan „JOG“ ditekan maka Motor 3 Fasa berputar sesaat selama tombol ditekan (Jogging)
4.   Dan bila dilepas maka Motor 3 Fasa berhenti
5.   Untuk menjalankan Running kembali tekan tombol „RUN“
6.   Untuk mematikan rangkaian tekan tombol „STOP“

Kejadian khusus:

1. Apabila terjadi hubung singkat (short Circuit) maka MCB akan trip. Untuk mengaktifkan kembali reset          ke posisi „ON“
2. Dan bila terjadi beban lebih maka Thermal Overload Relay akan „Trip“ dengan ditandai menyala lampu         warna kuning. Dan untuk mengaktifkan kembali tekan tombol reset  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar